Tragis, Asal-usul Hantu Pulung Gantung

Taman Zaman - Bagi yang sudah lama tinggal atau sering liburan ke Yogyakarta, mungkin nggak akan asing dengan mitos pulung gantung yang beredar di Gunungkidul. Hantu pulung gantung adalah penyebutan jenis hantu yang berasal dari cerita masyarakat daerah Gunung Kidul Jjogjakarta jawa tengah.

Sosok penampakan hantu pulung gantung adalah seperti bola api yang memiliki ekor. sebuah tingkah dari masyarakat yang dianggapnya tidak wajar adalah kasus bunuh diri yang marak didaerah tersebut. Seperti diberitakan BBC.com, Pada tahun 2015 dan 2016 rata-rata yang bunuh diri setiap bulan adalah 2 orang. Meskipun data tahun 2017 terdapat penurunan kasus bunuh diri.



Wakil Bupati Gunungkidul, Imbalan Wahyudi, menyebutkan, angka orang bunuh diri dengan gantung diri di Gunungkidul cukup tinggi. Pada Januari sampai Maret 2019 terdapat 13 kasus gantung diri. Tiga kecamatan dengan angka pulung gantung tertinggi adalah Playen, Tepus, dan Ngawen. Sedangkan angka gantung diri pada tahun lalu sebanyak 30 kasus dan pada 2017 ada 34 kasus (liputan6.com).

Data Kasus Bunuh Diri di Gunung Kidul.
Data: Data : LSM Inti Maja Jiwa IMAJI


Asal-usul Pulung Gantung yang Tragis

sejarah dari cerita mistis tentang asal usul pulung gantung menurut sesepuh setempat adalah bahwa dahulu kala ketika terjadi perseteruan antara Majapahit dan Demak, para prajurit dan rakyat yang setia terhadap raja Brawijaya V melarikan diri ke arah Gunung Kidul karena menganggap lokasi ini terpencil dan sulit dijangkau. namun karena para pengikut itu tidak mampu mengikuti jejak rajanya hingga puncak tersebut mengingat ilmu yang dimiliki masih catak sehingga memutuskan untuk bertahan diri di lereng gunung kidul. untuk kembali ke kerajaan sudah tidak mungkin sama saja menyerahkan nyawanya.

ada dua fersi pada saat prajuritnya bertahan di lereng gunung kidul, yang pertama adalah karena putus asa, mengingat susahnya mencari makanan dikarenakan tempat yang gersang, dan unuk kembali kekerajaan tidak mungkin sedang melanjutkan perjalanan menyusul raja mereka juga tidak mampu lagi sehingga konon prajurit melaksanakan bunuh diri masal dengan cara menggantungkan diri di pohon. sedangkan versi yang kedua adalah para prajurit bersepakat untuk gantung diri agar nantinya bisa menjadi hantu yang dapat menghalangi pasukan musuh yang mencoba untuk mengejar raja mereka, selain menjadi hantu juga bentuk orang bunuh diri yang menggantung dipohon membuat para musuh ketakutan karena mereka berfikir bahwa hutan tersebut sangat angker.

hingga terciptalah sebuah mitos tentang hantu pulung gantung, ada yang mengatakan bahwa siapa yang melaksanakan ritual gantung diri akan diangkat menjadi prajurit penjaga gunung kidul di alam gaib, dan ada juga yang karena dipengaruhi oleh prajurit yang melaksanakan gantung diri masal tersebut.

Kasus bunuh diri di Gunungkidul sejak lama dibayangi mitos Pulung Gantung, tapi sejumlah kalangan menganggap mitos ini membuat masalah penyebab bunuh diri yaitu depresi dan masalah kesehatan jiwa kurang tersentuh.

Pulung gantung di kaitkan dengan adanya kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat gunung kidul yang banyak memilih bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. konon jika pulung gantung menampakan diri di atas rumah warga, maka dalam waktu dekat, salah satu anggota keluarga tersebut akan melaksanakan ritual gantung diri.


Satgas Berani Hidup untuk tangani 'bunuh diri'

Rata-rata jumlah kasus bunuh diri di Gunungkidul mencapai 25 per tahunnya, hampir separuh dari jumlah kasus bunuh diri di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2015 lalu, atau 1 dari 27.000 orang dari jumlah penduduk 698.825 (menurut data Badan Pusat Statistik), di Gunungkidul.

Kondisi itu membuat Pemerintah Kabupaten Gunungkidul membentuk Satuan Tugas atau Satgas Berani Hidup sebagai upaya untuk menangani masalah bunuh diri.

Satgas yang terdiri dari berbagai kalangan antara lain praktisi kesehatan, agama, budayawan dan juga organisasi non pemerintah ini, mulai memetakan dan mengidenfifikasi masalah yang terkait dengan bunuh diri.

Baca Juga