Taman Zaman - Sejak kecil, saya sering mengalami Deja Vu. Deja Vu berasal
dari bahasa Prancis yang artinya "pernah dilihat". Deja vu adalah
perasaan misterius di mana waktu tampaknya berjalan dengan gerak lambat,
atau dengan kata lain kamu berada dalam situasi atau lingkungan yang
sama sekali baru, tetapi rasanya pernah mengalami hal serupa sebelumnya.
Sekalipun
saya sering mengalami Deja Vu, namun tidak pernah melihat alam gaib dan
makhluk gaib sebelumnya. Hingga di Tahun 2011, suatu pagi, sekira jam 8
pagi disaat saya menyetir mobil ditemani 2 orang jaryawan saya di Jalan
Tol Padalarang-Cileunyi terjadi suatu peristiwa janggal. Mobil memasuki
Jalan tol dari Gate Buah Batu yang dikenal sangat macet apalagi pagi
hari yang bersamaan dengan jam keberangkatan kerja dan sekolah. Mobil
menuju ke arah Padalarang. Jalan tol sangat padat. Mobil pun bergerak
maksimak 40 km/jam. Jarak tempuh baru sekira 1 km, tiba-tiba jalan di
depan saya kosong dalam pandangan saya. Begitu pun arah sebaliknya dari
padalarang ke cileunyi. Sontak saya kaget dan baca Istigfar sambil
menepikan mobil ke bahu jalan tol. Saya terus baca istigfar.
"Ada apa pak" tanya karyawan hampir serempak.
"Mobil hilang! Astagfirullah aladziim" jawab saya
"Ini mobil ada pak" jawa mereka sambil senyam-senyum "Saya kira bapak pusing sakit kepala"
"Bukan.
Bukan mobil kita, tapi mobil di depan hilang semua" saya pun menurunkan
jendela kaca mbil. Melongokan kepala ke luar untuk melihat jalan.
Memang kosong. Jalanan sepi.
"Kok jalanan sepi ya?"
"wah... ini jalanan ramai pak. Penuh!" Jawab karyawan yang menjabat GM itu.
Saya
bermaksud melihat kembali ke luar jendela, tapi keburu melihat spion.
Ternyata dari belakang ada mobil Honda Jazz warna merah melaju. Kepala
melongok ke kaca belakang mobil, tapi kosong. namun ketika saya melihat
spion dalam dan kanan mobil merah itu ada. Lalu saya pandangi, sebentar
lagi mobil itu melewati kami. Wuuuuzzzz... seharusnya dia nampak ada di
depan. tetapi hilang!
"Astagfirullah Aladziim" saya pun ngucap sekencang-kencangnya karena takut.
Takut karena harus menyetir mobil, sementara kedua karyawan saya itu tidak bisa menyetir. Akhirnya saya meminta bantuan mata mereka menjadi pemandu jalan. Mobil berjalan dengan kecematan 5km/jam. benar-benar rasanya saya seperti orang buta. Tapi tidak sebenarnya buta, karenan jalan tol dan pepohonannya tampak jelas dan sayapun bisa melihat kedua karyawan saya. Namun yang tidak saya lakukan adalah keluar dari mobil sendiri untuk melihat apakat mobil saya ada atau tidak. Saya takut, jika saya keluar lalu mobil itu hilang... tentu kedua karyawan saya bisa hilang juga.
Akhirnya, dengan susah payah kami bisa keluar di pintu tol Padlarang. Sopir saya diantar karyawan lainnya menggunakan sepeda motor telah menunggu di areal pintu keluar tol Padalarang. Mobil dia ambil alih dan masuk kembali ke jalan tol menuju rumah.
Sungguh kejadian aneh dipagi hari.