Suku Bati, Suku Gaib di Maluku Yang Bisa Terbang dan Menghilang




Taman Zaman - Di Pulau Seram, Maluku terdapat cerita legenda yang mengisahkan keberadaan suku misterius yang bisa terbang dan menghilang. Ada cerita Orang Bati yang bisa menghilang dan sering berpergian jauh hanya dengan berjalan kaki melewati hutan dan lautan adalah mitos yang memang sudah jadi cerita turun-temurun.

Makhluk yang disebut Suku Bati tersebut tinggal di Gunung sekitar wilayah Kairatu. Tubuhnya seperti manusia, bersayap dan suka menculik anak kecil pada malam hari untuk disantap itu.

Makhluk ini memiliki tinggi sekitar 1,6 meter dan memiliki sayap sangat lebar berwarna hitam, mungkin jika digambarkan makhluk misterius ini mirip dengan manusia kelelawar. Kisah ini pernah tayang di On The Spot Trans7. Dalam wawancara dengan On The SPot Trans 7 itu, Dr. Pelupessy mengatakan bahwa Orang Batti suka makan orang. Pernyataan Dr. Pelupessy sontak menuai kritik, terutama dari warga Seram bagian timur. Namun dari sisi akademis, kita mengapresiasi penelitian etnografi yang dilakukan beliau, sebab memang seharusnya sebuah realitas suatu suku bangsa perlu dilakukan pendekatan ilmiah untuk menemukan kesesuaian sejarah.

Kisah suku yang sangat ditakuti oleh warga Pulau Seram ini mendadak hangat lagi lantaran orang asing bernama Karl Shunker menulisnya menjadi sebuah artikel.

Warga Pulau Seram di masa lalu percaya kalau Suku Bati yang mirip kelelawar ini hidup di gua-gua di puncak gunung.

Mereka hanya akan turun untuk mencari mangsa yang berupa hewan tidak terkecuali anak-anak manusia.

Namun fakta ilmiah mengenai keberadaan suku misterius ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Memang Orang Bati punya sisi mistis namun belum dapat dibuktikan dengan mekanisme ilmiah. Mistiknya Orang Bati hanya bisa dirasakan lewat pengalaman "spiritual" siapapun yang bersinggungan langsung.

Dikutip dari Shulhan Rumaru dalam artikel Kompasiana.com dengan judul "Mengoreksi Trans 7, Orang Bati Tak Memangsa Manusia", bahwa orang bati ada yang berwujud astral dan masih bisa berinteraksi dengan manusia di alam nyata. Lalu bagaimana berinteraksi dengan Orang Bati yang berujud astral? Berdasarkan penuturan Mamatua Kian-biasa saya memanggil Bibi saya dari keluarga Bapak- beliau sudah sering berinteraksi dengan Orang Bati dengan sisi astral ini. Kadang mereka singgah di rumah Mamatua Kian sekadar makan siang, makan malam, ngeteh, ngopi dan merokok. Anehnya, meski dalam ujud astral, mereka mengonsumsi makanan layaknya manusia biasa.
Baca Juga