Mitos Angka 13 dan 4 Pembawa Sial


 

Taman Zaman - Telah lama terdapat mitos bahwa beberapa angka yang dianggap dapat memberikan nasib sial dan dianggap buruk. Biasanya, angka-angka berkonotasi negatif tersebut adalah 4 dan 13. Mengapa angka-angka tersebut mendapat pamor sebagai angka sial yang harus dihindari? Berikut penjelasannya.

Angka 13

Angka 13 dianggap sial dalam beberapa budaya Barat, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa kepercayaan kuno, seperti Mitologi Nordik, Kristiani, dan Yahudi, mengaitkan angka 13 dengan kejadian buruk atau bencana.

Misalnya saja, menurut Mitologi Nordik, terdapat 12 dewa yang dipilih untuk makan di meja yang panjang. Namun, Loki, dewa kejahatan, datang sebagai tamu ke-13 dan menyebabkan kerusuhan.  

Awalnya, kemungkinan besar bermula munculnya ketidaksukaan terhadap angka 13 ada di zaman Sumeria Kuno. Saat itu, kalangan matematikawan atau ahli angka menganggap bahwa angka 12 merupakan angka sempurna. Berdasarkan studi modern, didapatkan bukti bahwa bangsa Sumeria Kuno telah mengembangkan sistem bilangan berdasarkan penggunaan 12 angka.

Karena 12 terlanjur dipercaya sebagai angka sempurna, hal itu berdampak pada ketidaksukaan angka 13 secara psikologis. Gagasan itulah yang dirasakan dan diceritakan secara turun-temurun hingga kini. Terlebih lagi, bangsa Sumeria Kuno sudah ada sejak 3 ribu tahun Sebelum Masehi, di mana kala itu ada banyak takhayul yang berkembang di masyarakat.

Dalam Kekristenan

Lebih lanjut, angka 13 juga pernah dianggap sebagai simbol pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus Kristus sesaat sebelum penyaliban. Kemungkinan besar, mitos tentang angka 13 inilah yang dipercaya oleh masyarakat bangsa Eropa di zaman kuno.

Dicatat dalam laman USA Today, angka 13 pernah dikaitkan dengan angka terakhir dalam Perjamuan yang dilakukan Yesus bersama dengan para murid. Nah, Yudas Iskariot adalah tamu ke-13 yang hadir di perjamuan tersebut. Di dalam Alkitab, dikisahkan bahwa Yesus memang sudah mengetahui bahwa Ia akan dikhianati oleh salah satu murid-Nya.

Nah, kisah inilah yang membangkitkan keyakinan bangsa Eropa terhadap keburukan angka 13. Mereka menganggap bahwa angka ini erat kaitannya dengan pengkhianatan, kebohongan, kesedihan, dan bahkan penderitaan.

 

Fobia Angka 13

Ada sebuah ketakutan ekstrem atau fobia terhadap angka 13 yang dinamakan triskaidekaphobia, seperti ditulis dalam National Geographic. Seorang profesor psikologi dari Connecticut College di New London menjelaskan bahwa mitos atau takhayul mengenai angka 13 bagi sebagian orang bisa sangat menakutkan dan dianggap sebagai kenyataan yang valid.

Parahnya lagi, banyak dari penderita fobia itu yang mewariskan rasa takutnya kepada anak atau cucu-cucunya. Dalam kasus fobia yang ekstrem, seseorang bahkan sangat ketakutan dengan segala hal yang berkaitan dengan angka 13, seperti kalender, gedung bertingkat, nomor rumah, dan lain sebagainya. Jika sudah begini, fobia bisa sangat mengganggu kualitas hidup seseorang.


Mitos Angka 13 di Zaman Modern

Meskipun zaman sudah maju, masih ada banyak kalangan yang memercayai mitos-mitos ini. Bahkan, banyak perusahaan besar dan hotel berbintang yang tidak menyertakan 13 sebagai angka resmi mereka. Dilansir laman Travel and Leisure, hampir semua hotel di dunia ini tidak menyertakan angka 13 pada tombol lift atau elevator.

Dalam dunia penerbangan dan pelayaran di Amerika juga seperti itu. Biasanya, tidak ada angka 13 pada kursi di dalam kabin pesawat. Ya, pengusaha asal Amerika atau Eropa umumnya cukup peduli akan hal-hal yang tampak remeh tersebut. Mereka sengaja menghilangkan barisan, lantai, kamar hotel, atau lorong bernomor 13. Namun, kenapa?

Well, sebetulnya semua berkaitan dengan bisnis. Pengusaha sangat paham siapa dan seperti apa pangsa pasarnya. Meskipun tidak percaya dengan takhayul, mereka tetap mengeluarkan produk tanpa angka tersebut untuk menarik lebih banyak konsumen. Nah, kebetulan, para konsumen tersebut banyak yang percaya tantang mitos angka 13 tadi.


Angka 4

Angka 4 dianggap sial di beberapa budaya Asia, terutama di Tiongkok, Jepang, dan Korea. Hal ini terutama dalam bahasa Tiongkok karena angka 4 disebut sangat mirip dengan kata "kematian". Oleh sebab itulah, angka ini sering dikaitkan dengan kematian dan dihindari dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan mitos ini juga diterapkan ketika pemasangan girder box kereta cepat Jakarta-Bandung.

Selain itu, di beberapa budaya Asia, angka 4 dikaitkan dengan kejadian buruk dalam sejarah dan mitologi. Misalnya, dalam sejarah Tiongkok, ada empat dinasti yang dianggap buruk dan berdarah

Di samping itu, beberapa agama yang berkembang di Asia, seperti Buddhisme dan Taoisme, memandang angka 4 sebagai simbol kesengsaraan. Dalam Buddhisme, ada Empat Kebenaran Mulia dan Empat Kebenaran Suci, yang dikaitkan dengan penderitaan dan kesulitan dalam kehidupan.

Baca Juga