Taman Zaman - Mati suri masih menjadi misteri bagi banyak orang. Apakah mati suri benar adanya? Karena hal tersebut sulit diterima akal sehat. Mati suri terkadang didefinisikan sebagai keadaan seperti bermimpi dan pengalaman yang mengganggu, serta perasaan atau pengalaman sadar keluar dari tubuh.
Menurut penelitian, sekitar 4-15 persen penduduk dunia pernah mengalami mati suri. Dengan angka yang lumayan besar itu, harusnya mati suri tidak lagi menjadi misteri. Namun, nyatanya tidak demikian. Masih banyak pertanyaan mengenai mati suri yang belum terungkap, dan para ahli masih terus berusaha untuk mencari jawabannya. Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh para ahli adalah menyelidiki pengalaman orang-orang yang mati suri.
Dalam fenomena mati suri, dokter telah menyatakan bahwa telah tidak ada tanda-tanda kehidupan dan telah dinyatakan meninggal dunia. Beberapa tanda-tanda seseorang meninggal dunia ialah nadi tidak berdenyut, jantung tidak berdetak, berhenti bernapas, suhu tubuh menurun, serta otot wajah lemas dan pucat.
Banyak orang yang pernah mengalami mati suri menceritakan bahwa mereka mengalami pengalaman spiritual tertentu. Diantaranya adalah Melihat manusia berdosa disiksa, melihat Surga dan neraka, melihat siksa kubur, betemu dengan orang-orang yang sudah meninggal, melihat tubuhnya sendiri terbaring dalam kematian dan lain-lain.
Punya Ibu yang sering Mati Suri
Penulis mempunyai Ibu yang telah beberapa kali mengalami mati suri. Tepatnya 6 kali mati suri dan terakhir kejadiannya pada bulan januari 2019 lalu. Kejadian paling parah dialami oleh Ibu disaat usianya 12 tahun. Saat itu ibu bahkan sudah dimandikan dan dikafani. Sesaat sebelum dishalatkan Ibu terbangun kembali. Sontak membuat geger tetangga saat itu, demikian Ibu dan bibi serta paman menuturkan kisahnya.
Karena Ibu pernah mengalami mati suri disaat usia 12 tahun itu, kejadian mati suri berikutnya, keluarga tidak cepat-cepat melakukan proses jenazahnya. Dan terbukti, Ibu bangun kembali dari 'kematiannya'.
Kisah Ibu yang mengalami mati suri sering membuat penulis bertanya, "apakah yang terjadi di saat Ibu mati suri?" lalu Ibu menjawab "Tidak tahu apa-apa". Saya pun heran. Banyak orang mengisahkan melihat surga dan neraka, melihat orang disiksa dan lain-lain. "Ya seperti itu, kayak orang pisangsan saja. Nggak merasa dan melihat apa-apa" jelas Ibu menambahkan.
"Masa sih? Ibu nggak melihat alam kubur?" tanya penulis. "Hus... Ibu kan nggak mati! Lagipula kalau ada orang cerita melihat surga dan neraka, itu mah aneh!" jawab Ibu, "Tidak ada orang yang tahu seperti apa surga dan neraka, sebelum kiamat!"
Penulis pun tertegun. Mengingat penjelasan Ayah saat mengajar ngaji atau dari beberapa ustdaz baik langsung maupun di youtube yang menjelaskan bahwa surga neraka itu tak terjangkau oleh otak dan tak terbetik oleh hati. Bener juga. Tapi tetap penasaran dengan pengalaman Ibu di satu sisi dan khawatir di sisi lainnya. Penulis khawatir mengalami kejadian mati suri seperti ibu, karena penulis mewarisi gennya. Terjadi kejadian. Bulan Maret 2019, di saat saya menonton TV di kamar berama istri tiba-tiba ada sesosok bayangan datang. Biasanya penulis melihat sosok hitam jika seseorang akan meninggal. Namun sosok ini mirip namun berwarna putih. Penulis pun memberitahukan secara spontan pada istri adanya sosok itu. Lalu sosok itu duduk sangat dekat dengan penulis dalam posisi seperti duduk tasahud awal dalam shalat. Tiba-tiba... saya kolaps. Pandangan gelap, tidak mendengar suara apapun dan merasa sendirian. Ternyata penulis mati suri.
Beberapa menit kemudian, samar-samar penulis mendengar suara istri memanggil-manggil nama saya dalam suaranya menahan tangis. Berangsur kesadaran terkumpul. Penulis tersadar sedang berbaring. Padahal sebelumnya penulis sedang duduk menonton TV sebelum sosok itu datang.
"Astagfirullah.. kenapa mas?" tanya istri sambil memeluk. "Saya kira mas melihat sosok itu gak bakal kenapa-napa" sambil air matanya mulai deras mengucur. "Saya kira saya sudah kehilanganmu".
Penulis pun menjelaskan pengalaman mati suri itu. Rasanya seperti pingsan saja. Namun istri melihatnya penulis sudah tidak bernafas, wajah pucat dan tidak ada degup jantung.
Dan benar kata Ibu, selama sesaat mengalami mati suri itu, penulis tidak melihat apa-apa dan mengalami perjalanan spiritual apapun.
Kenapa Orang Mati Suri Bisa Mengalami Penglihatan Spiritual?
Pernahkah Anda mendengarkan cerita seseorang yang mengalami mati suri menceritakan pengalamannya dalam "kematian" itu? Mungkin diantaranya mengisahkan dia melihat orang disiksa dan melihat taman firdaus. Coba pikir sejenak. Siapakah yang bercerita itu? maksudnya ia beragama sama dengan Anda? atau cerita itu berbeda pada orang lain yang berbeda agama.Kita mengetahui setiap agama memiliki konsepsi berbeda mengenai alam setelah kematian. Begitu pula mengenai penggambaran surga dan neraka. Pengalaman spiritual seseorang yang mati suri cenderung sejalan dengan religi atau agama yang dianutnya. Apakah secara ilmiah bisa dijelaskan?
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Frontiers Research of Neuroscience tahun 2017, Charlotte Martial dari University Liège di Belgia dan timnya mengumpulkan beragam pengalaman orang-orang yang pernah mengalami mati suri atau Near Death Experience (NDE).
Secara total, Martial dan timnya berhasil mengumpulkan 154 kisah mati suri dari 154 orang yang berbeda. Baca juga: Ketindihan dan Melihat Hantu Saat Tidur? Ini Penjelasan Ilmiahnya Dari seluruh responden ini, 80 persen melaporkan merasakan kedamaian saat mati suri, 69 persen melihat cahaya terang dan 64 persen menemui roh-roh orang yang sudah meninggal. Sebaliknya, pengalaman yang paling jarang dirasakan adalah pikiran yang lebih cepat (5 persen) dan pengelihatan masa depan (4 persen). Sepertiga dari responden juga mengaku mengalami sensasi pemisahan roh dan akhirnya kembali lagi ke tubuh. "Ini menunjukkan bahwa pengalaman mendekati kematian selalu bermula dari keluar dari tubuh fisik dan berakhir saat kembali lagi," kata Martial, seperti dikutip Science Daily, 26 Juli 2017 lalu.
Bagaimana Sains Melihat Mati Suri? Tidak benar-benar mati Sayangnya, pengalaman 154 orang ini hanya mengungkap rasanya mati suri dan tidak bisa dijadikan kesaksian tentang kehidupan setelah kematian. Pasalnya, menurut sains, seseorang yang mengalami mati suri mungkin sebetulnya tidak benar-benar mati. Ada seorang dokter dari Oregon Emergency Room yang bernama Mark Crislip. Crislip pernah menelaah hasil elektroensefalograf (EEG) terhadap pasien-pasien yang disebut mati suri. Untuk diketahui, EEG merupakan metode untuk merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala dan mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam otak. Hasilnya, mayoritas pasien-pasien yang disebut mati suri ini dalam studi Crislip tidak benar-benar mati. Hanya sedikit pasien yang memiliki garis datar atau otaknya benar-benar mati saat mati suri. Itu pun paling lama hanya terjadi selama 10 detik sebelum pasien sadar kembali.
Kesalahan ini dikarenakan sulitnya mendefinisikan kematian itu sendiri. Kematian melibatkan berhentinya berbagai macam mekanisme dalam tubuh. Itulah yang membuat para peneliti hingga sekarang belum bisa menentukan apakah kematian adalah suatu kejadian atau momen tertentu, atau sebuah proses?
Lantas, bila tidak benar-benar mati, bagaimana sains menjelaskan pengelihatan orang-orang yang mati suri? Sebuah studi yang dipaparkan di European Academy of Neurology Congress pada bulan Juni 2019 mungkin bisa menjawabnya. Menurut para ahli yang menulis studi ini, mati suri mungkin ada hubungannya dengan gangguan tidur pada tahap REM, tahap dalam siklus tidur di mana seseorang bermimpi sementara ototnya mengalami kelumpuhan.
Lihat juga versi videonya
Orang-orang yang sering mengalami gangguan tidur REM (Rapid Eye Movement), misalnya ketindihan atau eureup-eureup dalam Sunda, ternyata juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami mati suri. Para ahli menemukan hal ini setelah menganalisis informasi dari 1.034 orang di 35 negara. 289 di antaranya melaporkan pernah mengalami mati suri, dan 106 di antaranya dianggap benar-benar mengalami mati suri setelah mengisi survei yang diberi oleh para ahli.
Sebanyak 47 persen responden yang pernah mengalami mati suri melaporkan gejala gangguan tidur REM. Proporsi ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mengalami mati suri, yakni hanya 14 persen saja. Melihat hal ini, para ahli pun berpendapat bahwa beberapa pengalaman mati suri bisa merefleksikan kemunculan tiba-tiba dari fitur-fitur menyerupai tidur REM di otak.
Menanggapi hasil temuan ini; Dr Kevin Nelson, seorang profesor neurologi di University of Kentucky yang tidak terlibat dalam studi ini tetapi juga pernah melakukan penelitian tentang kaitan mati suri dengan gangguan tidur REM berkata bahwa orang-orang yang mengalami mati suri mungkin memiliki mekanisme otak yang berbeda. Menurut dia, otak orang-orang yang mati suri mungkin mencampur kesadaran saat bangun dengan kesadaran saat tidur REM, seperti mimpi, sebagai reaksi ketika menghadapi krisis dan nyaris mati. Pencampuran inilah yang kemudian menjadi pengelihatan saat mati suri.
Hal yang yang mungkin terjadi adalah halusinasi dengan melihat atau mendengar selama masa transisi dari posisi tidur ke kondisi terjaga atau pun sebaliknya. Otak dapat terbangun dengan kondisi tidur dan kondisi sadar. Tahap ini secara umum dapat dibedakan secara detail. Ketika hal ini terjadi, biasanya terasa seperti merasa dikelilingi oleh cahaya, terpisah dari diri sendiri, dan tidak mampu bergerak walaupun sadar.
Berhubungan dengan Gas Karbon Dioksida
Mati suri juga dapat terjadi karena gas karbon dioksida dalam tubuh. Sebuah studi mengatakan bahwa adanya gas karbon dioksida dapat berpengaruh pada keseimbangan kimiawi dalam tubuh. Jika keseimbangan kimiawi di otak mengalami gangguan, hal tersebut dapat memengaruhi otak, sehingga mengalami hal seperti melihat cahaya atau disebut mati suri pada seseorang.Hal yang berkaitan dengan gas karbon dioksida juga didapat dari pengidap yang selamat dari serangan jantung. Seseorang dengan serangan jantung memiliki konsentrasi karbon dioksida yang berlebih pada udara yang dihembuskan terkait dengan kadar CO2 dan juga potasium dalam darah.
Orang-orang yang selamat dari serangan jantung dan yang memiliki visi yang ditangguhkan biasanya memiliki pengalaman yang kurang lebih sama. Orang-orang tersebut akan merasakan dalam cahaya, lalu melihat dan mendengar kejadian nyata dari berbagai sudut dan bertemu dengan orang-orang yang telah tiada di dunia.
Visi yang dimunculkan juga dialami oleh orang-orang yang selamat dari serangan jantung yang berhubungan dengan berhentinya fungsi otak selama 20-30 detik dari serangan jantung. Secara sadar, orang yang mengalami mati suri dapat menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian yang ada di sekitarnya selama tiga menit setelah jantung berhenti.
Sumber: Kompas.com, Tirto, wikipedia. halodoc.com dan berbagai sumber